Sabohkata-Ada-ada saja kehidupan
artis sekarang, terjerumus dengan kehidupan mewah, terlilit hutang dikejar
kredit mobil, kredit rumah perawatan wajah apalah-apalah, akhirnya karena
kurang job ujung-ujungnya jual diri, untung gx gantung diri karena itu semua,
tapi apa bedanya jual diri dengan gantung iri, Cuma beda di Mati nyawa dengan Mati malu aja, itu doang sih, gx ada yang lain, menurut saya. berbeda dengan yang terjerumus karena butuh uang dengan yang butuh uang cuma buat memuaskan nafsu hidup mewah saja.
Inisial terbaru dari kasus
mucikari yang melibatkan AA satu bulan yang lalu yaitu TM, ntah siapa dia, yang pasti kita sebagai
orang penyimak berita tidak menerka-nerka sehingga menjadi sebuah fitnah yang
merata mengakibatkan otak tidak tertata yang menuju neraka begitulah kira-kira
kata mereka.
Setelah mencuatnya kasus AA yang
kata pak Polisi mempunyai tarif selangit sekitar 80 juta, iya 80 juta broo,
kira-kira kalau beli kerupuk cengek(kerupuk yang biasanya diwarung makan/burjo)
bisa-bisa penuh Jogja, satu plastik besar saja harganya sekitaran 5000 rupiah,
apalagi 80 juta?? Dikalikan saja, bisa error itu kalkulatornya. Lho kok ngomongin
krupuk?
Balik lagi ke AA dan TM, kata pak
Polisi yang saya kutip dari tribuntimur.com Si TM sudah diperiksa tadi beliau
tidak mau membocorkan siapa si TM tersebut, ah bapak Polisi bikin kita-kita
penasaran aja, kenapa gx dibilang aja?? Jangan kata pak Polisi, malu dia ntar. Memangnya
dia malu ya pak?? Astagfirullahal adhim, saya telah menggosipkan orang-orang
yang tidak berdosa, ampuni saya ya Allah. Saya hanya mencari rzeki dari sini,
kata mereka.
Dan yang lebih parah lagi adalah
artis-artis yang terlibat dengan mucikari berinisial Robby ini sekitar 200
orang. Wawww ya pemirsa, jadi semakin penasaran siapa mereka. Walaupun banyak
yang sudah tau, mohon tidak disebarkan, jika memang ingin disebarkan cukup
inisialnya saja atau nama lengkap sesuai ijazah SMA, agar tidak terjadi
spekulasi di antara para pendengar, pembaca dan penggosip. Sesat oh sesat
Perhatian, tulisan ini sebagai
lelucon sesat semata yang berharap lucu. Berharap lucu tetapi dengan wajah
penulis bermuka datar seperti meja makan. Terimakasih